Serang pemuda tewas dimakan hidup-hidup oleh sekelompok harimau Siberia di kebun binatang Kopenhagen, setelah pemuda tersebut melompati pagar dan menyeberangi parit, untuk mengakses kandang predator tersebut.
Korban yang belakangan diidentifikasi sebagai seorang pemuda berusia 20 tahun keturunan Afghanistan, yang tinggal di Kopenhagen, tewas diserang oleh tiga ekor harimau Siberia setelah ia masuk ke kebun binatang di ibukota Denmark tersebut pada dini hari.
Ia ditemukan tewas dengan dikelilingi oleh harimau ketika para staf kebun binatang tiba untuk bekerja.
Tidak jelas mengapa pemuda tersebut masuk ke kandang predator ganas itu, namun pihak kepolisian tidak mengesampingkan motif bunuh diri sebagai kemungkinan penyebab aksi nekatnya.
Menurut pemberitaan media Denmark, pemuda tersebut tinggal sendirian di sebuah flat dekat keluarganya di pusat kota Kopenhagen, dan baru saja menyelesaikan sekolah tinggi.
“Kami telah menangis seharian ketika mendengar kabar kematiannya’, tutur seorang anggota keluarganya kepada surat kabar Denmark, Ekstrabladet.
“Aku benar-benar terguncang. Dia adalah seorang pria yang sangat baik,” tambah salah seorang temannya.
Inspektur Lars Borg mengungkapkan bahwa pemeriksaan post-mortem menunjukkan pemuda naas tersebut digigit pada paha, dada, wajah dan tenggorokan.
“Kami menerima panggilan darurat sekitar pukul 7.30 pagi bahwa seseorang telah ditemukan tergeletak di kandang harimau, dan dikelilingi oleh tiga ekor harimau.” tutur Borg.
“Para harimau itu menyerang dan membunuhnya. Sangat mungkin bahwa gigitan ke tenggorokan adalah penyebab utama kematiannya. Dia berada di air dan hewan itu pastilah telah melihatnya dan kemudian melakukan serangan,” tambahnya.
Detektif sekarang menyelidiki melalui rekaman CCTV, untuk mencoba menetapkan bagaimana persisnya pemuda itu mendapatkan akses ke kandang Harimau.
Steffen Straede, kepala eksekutif kebun binatang, mengatakan bahwa psikolog telah dipanggil untuk berbicara dengan staf yang menemukan tubuh pemuda itu.
Dia menambahkan bahwa insiden seperti ini baru pertama kali terjadi di 152 tahun sejarah kebun binatang tersebut, dan menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki rencana untuk meninjau kembali sistim keamanan setelah insiden ini.
“Jika seseorang benar-benar ingin masuk ke sana, kita tidak bisa mencegah hal itu terjadi, karena ia benar-benar telah mengetahui resiko yang akan dihadapinya.” tegas Straede.